Senin, 29 Februari 2016

TUGAS PENGEMBANGAN KURIKULUM



Dalam dunia pendidikan salah satu kunci untuk menentukan kualitas lulusan adalah kurikulum pendidikannya. Karena pntingnya setiap kurun waktu tertentu kurikulum selalu dievaluasi untuk kemudian disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar. Departemen pendidikan nasional juga secara teratur melakukan evaluasi terhadap peraturan yang terkait dengan kurikulum. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi, pengetahuan dan metode belajar semakin lama semakin maju pesat. Oleh karena itu tidak mungkin dalam suatu instansi pendidikan tetap memperthanakna kurikulum lama. Hal ini dikhawatirkan akan emngakibatkan suatu instansi sekolah tida dapat sejajar dengan sekolah2 yg lain. Seperti yg kita ketahui bersama bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat. Sementara di sisi  lain prioritas pedndidikan nasional pun ikut berubah. Begitupun pola pembiayyaan Pendidikan serta kondisi social termasuk perubahan pada tuntutan profesi serta kebutuhan dan keinginan pelanggan. Semua itu ikut memberikan dorongan bagi penyelnggara pendidikan untuk selalu meningkatkan prises perbaikan modifikasi dan proses evaluasi pada kurikulum yg digunakan. Ya pemirsa dlm perkembangan sejarah sejak tahun 1945 kurikulum pendidika nasional telah  mengalami perubahan yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013. Namun sebelum kita mengarah lebih jauh tentang perjalan kurikulum tsb perlu kiranyankita menelaah pengertian kurikulum. Saudara mahasiswa tahukah anda bahwa setiap akitvitas yg baik selalu ada rencana atau program yg dibuat sebelumnya yg dpt digunakan sb g panduan pelaknsanaannya. Dalam isitilah lain dikenal dgn sebutan kurikulum. Namun secara teori menurut Peter F Olivia Kurikulum adalh suatu program atau rencana yg dikembangkan oleh lembaga (sekolah) untuk memberikan berbagai pengalaman belajar bagi siswa. Definisi tersebut mengandung 2 hal penting yang harus dipahami. Pertama bahwa kurikulum meruapak program atau rencana yg memuat proyeksi yg akan dilakukan lembaga pendidikan. Kedua kurikulum merupakan seluruh pngalaman. Batasan kedua ini mengisyaratkan bahwa kurikulum memiliki makna yg lebih luas dari pada pengertian yg pertama. Artinya selain sebagaii rencana kurikulum juga merupakan seluruh  pengalaman atau aktivitas yg terjadi sebagai realisasi dr program atau rencaa yag telah dibuat sebelumnya. Menurut UU no 20 tahu2003 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan, isi dn bahan pelajaran serta cara yg digunakan sebagai pedoman penyelnggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pasal 1 ayat 19.
Ya pemirsa telah kita memahami bagaimanakah pengertian dari kurikulum tsb. Perlu kiranyankita menelaah tentang komponen kurikulum. Beriku ulasannya;
Unsur unsur komponen pokok kurikulum terdiri dari komponen tujuan
Tujuan merupakan gambaran harapan yng menjadi acuan bagi semua aktivitas yg dilakukan utk mencapainya. Istilsh yg lebih popular yaitu kompetnsi. Kompetensi merupanakn rumusan kemampuan berhubungan dengan aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan yg harus direfleksikan dengan berpikir dan bertindak secra konsisten.
Komponen isi merupakan  materi atau bahan ajar yg harus dipelajarim oleh siswa utk mencapai kompetensi yg diharapkan. Isi kurikulum  sebagai bahan ajar seharusnya dikembangkan dari berbagai sumber yg luas dan bervariasi bsik yg sengaja dipersiapkan maupun yg dimanfaatkan.
a.    Komponen metode merupkan pendekatan, strategi, dan system pengolahan pembelajaran yg dilakukan di setiap lembaga pendidikan, sehingga program atau kurikulum yg telah ditetapkan dapat berjalan secara efektif, sefisien dan akuntabel.
b.    Komponen evaluasi merupakan alat ukur untuk mengetahui keterlaksanaan program dan tingkat keberhasilan yg telah dicapai dikaitkan dengan rencana yg telah ditetapkan oleh kurikulum. Alat evaluasi kurikulum harus ditetapkan secar valid dan dpt menilai seluruh aspek kurikulum.

Kurikulum tahun 1947 (Rentjana Pelajaran 1947); awalnya pada tahun 1947 kurikulum saat itu diberi nama Rentjana pelajaran 1947. Pada saat itu kurikulum penddiakan di Indonesia masih dipegaruhi siste pendidikan colonial belanda dan jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya.  Kurikulum tahun 1947 dapat dikatakan sebagai pengganti system pendidikan colonial belanda. Karena suasan kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat suasana perjuangan kemerdekaan, maka penddikan sebagai development formis lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan  bangsa lain di dunia.
Kurikulum tahun 1952 (Rentjana Pelajaran Terurai 1952); setelah rentjana peljaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempuraan. Pada tahun 19 52 kurikulum ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada system pendidikan nasional. Yang paling menonjol sekaligus ciri dari kurikulm 1952, bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yg dihubungkan dengan kehidupan sehari hari.
Kurikulum tahun 1964 (Rentjana pendidikan 1964); menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan system kurikulum di Indonesia, kali ini di beri nama Rentjana Pendidikan 1964. Poko-pokok pikiran kurikulum tahun 1964 yg menjadi ciri kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat penegtahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD sehingga program dipusatkan pada program Panca Wardana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistic, keprigelan dan jasmani.
Kurikulum tahun 1968 (rencana pendidikan 1968);merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubhan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar dan kecakapan khusus. Kurikulum ini merupakan perwujudan dari orientasi pda pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan kurikulum 1968 bertujan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk memebtnuk manusia pancasila sejati, kuat dan sehat jasmani mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan jasmani, moral budi pekerti dan keyakinan beragamaa. Isi pendidikan diarahkan pd kegiatan mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan serta mengemmbangkan fisik yg sehat dan kuat.
Kurikulum tahun 1975; sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan pendekatan-pendekatan di antaranya sebagai berikut:
-          Berorientasi pada tujuan
-          Meganut pendekatan integrated dalam arti ahwa setiap peljaran memiliki arti dan peranan yg menunjang kepada tercapainya tujuan yg lebih integrative
-          Menekankan kepada efisiensi dan efektifitas dalm hal daya dan waktu.
-          Menganut pendekatan system instruksional yang dikenai dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). System yg senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yg spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
-          Dipengaruhi psikologi tigkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihn (drill)
-          Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudh tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahkan sidang umum MPR 1983 yg produknya tertuang dlm GBHN 1983 menyiratkan keputuan ploitik yg mnghendaki perubahan kurikum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pd tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984.
Kurikulum tahun 1984 (kurikulum CBSA); kurikulum 1984 mengusung proses skill approach, meski mengutamakan pendekatan proses tapi factor tujuan tetap pending. Kurikulum ini juga sering disebtu kurikulum 1975 yg disempurnakan. Posisi siwa ditepatkan sbg subjek belajar dari mengamati sesuatu mengelompokan mendiskusikan hingga melaporkan. Model ini disebtu Cara Belajar Siswa Aktif. Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada Tujuan Insttruksional didsari oleh pandangan pemberian pengalaman belajar kepada sisa dlm waktu belajar yg snagat terbatas disekolah harus benar benar fungsional dan efektif oleh karena itu sebelum memilih atau menntukan main ide yg pertama haryus dirumuskan adalah tujuan apa yg harus dicapai siswa. Pemeblaajaran matematika pada era 198o an merupaka gerakan rebolusi matematika. Rebolusi ini di awali oleh kekhawatiran Negara maju yg akanakan disusul oleh Negara Negara terbelakang saat itu  seperti jerman barat, jepang,korea dan Taiwan. Pengajar matemarikan ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya kemjuan tekonolohi mutalhir seperti danya kalkulator dan computer.
Kurikulum tahun 1994; kurikulum 1994 dibuat sebagai peyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan UU no 2 tahun 1984 tentang sisitem pendidikan nasional. Hal ini berdampak pada sisitem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari system semester ke system caturwulan. Dgn system caturwuln yg pembagianannya dlm satu tahun menjadi tiga tahap diharapakn dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahamn konsep, ketrampilan menyelesaikan soal, dan ketrampilanmemecahkan masalah. Diakhir pelajaan diberikan soal cerita agar siswa dapat emecahkanmmasalh yg berhubungan denga kehidupan sehari-hari
Kurikulum tahun 2004 (KBK); kurikulum 2004 ini lbih dikenal dengan kurikulumberbasis kompetensi (KBK), pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemapuan untuk melakukan (kompetensi) tugas tugas tertentu sesuai dengan standard performance yang telah ditetapkan.
Kurikulum tahun 2006 (KTSP); kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Awal 2006 uji coba KBK dihentikan, muncullah KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebi diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah. Hal ini disebabkan kerangka dasar dan standar kompetensi lulusa, standar kompetensi, kompetensi dasar telah ditetapkan untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh satuan pendidikan nasional.
Kurikulum tahun 2013 ; dimulai pada tahun ajaran 2013/2014 yang diterapkan secara berjenjang, pada dasarnya merupakan penyempurnaan kurikuum tahun 2006 (KTSP). Dokumen dokumen resmi mengenai kurikulum 2013 masih belum diterbitkan secara resmi.
Kurikulum 2013 ;
1.    Pembelajaran lebih mengarah pada karakter anak didik
2.    Pembelajaran lebih mengarah pada proses, bukan sekedar pada hasil belajar. Proses pembelajaran memegang peranan penting dalam dunia pendidikan.
3.     Assement pembelajaran mengarah pada assessment otentik, yaitu penlaian nyata terhadap apa yang diperoleh sisiwa dalam dunia pendidikan.
Kurikulum 2013 memberikan harapan besar akan lahirnya generasi tangguh dimasa yang akan datang. Kelengkapan infrastruktur, kemampuan guru, ketersediaan bahan ajar, dan ketersediaan media pembelajaran yang mendukung perlu mendapatkan perhatian yang serius.


Senin, 22 Februari 2016

HUKUM KIRCHOFF

Hukum I Kirchhoff

Hukum I Kirchhoff
Hukum-hukum Kirchhoff ada dua, namun yang akan dibahas terlebih dahulu adalah Hukum I Kirchhoff, sedangkan Hukum II Kirchhoff akan dibahas di bagian tersendiri.
Hukum I kirchhoff berbunyi sebagai berikut. “ Pada rangkaian listrik bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik itu
Aturan Kirchhoff yang pertama adalah suatu pernyataan tentang kekekalan muatan listrik. Semua muatan yang memasuki titik tertentu dalam sebuah rangkaian harus keluar dari titik tersebut karena muatan tidak dapat bertambah pada sebuah titik. Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:
hk.1 kc
Coba perhatikan gambar berikut ini^_^
gambar1
Gambar 1
Dari gambar 1, dengan memasang amperemeter pada masing-masing cabang dapat dibuktikan bahwa:
hk.1 kc
I = I1 + I2 + I3 = I’
Perhatikan pula contoh berikut ini. .
gambar2
Gambar 2
Bila P adalah titik cabangnya, maka :
hk.1
                                                                                                           i1 + i2 + i3 = i4 + i5
Contoh Soal:
1. Perhatikanlah rangkaian listrik berikut ! Tentukanlah besarnya kuat arus yang mengalir pada I5, Jika besarnya kuat arus yang mengalir pada I1 = 15 A, I2 = 4 A, I3 = 5A, I4 = 3 A ?
gambar rngkaian
Gambar 3
Cari tahu jawabannya Klik Disini
2. Perhatikanlah suatu rangkaian listrik seperti tampak pada gambar 4! Kuat arus
IR = 2 A, IX = 1,33 A. Berapakah besar dan arah kuat arus IY?
gambar4

Gambar 4

Hukum II Kirchhoff

Hukum II Kirchhoff
Hukum II Kirchhoff berbunyi : “Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (є) dengan penurunan tegangan (I.R) sama dengan nol. Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap.
Hk.2 Kc
Hukum II Kirchhoff dirumuskan sebagai
ΣE +ΣIR = 0
Keterangan :
ΣE = jumlah ggl sumber arus (V)
ΣIR = jumlah penurunan tegangan. (V)
I = arus listrik (A)
R = hambatan (W)

Penggunaan Hukum II Kirchhoff adalah sebagai berikut:

  1. Pilih rangkaian untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu. Pemilihan arah loop bebas, tapi jika memungkinkan diusahakan searah dengan arah arus listrik.
  2. Jika pada suatu cabang, arah loop sama dengan arah arus, maka penurunan tegangan (IR) bertanda positif, sedangkan bila arah loop berlawanan arah dengan arah arus, maka penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.
  3. Bila saat mengikuti arah loop, kutub sumber tegangan yang lebih dahulu dijumpai adalah kutub positif, maka gaya gerak listrik bertanda positif, sebaliknya bila kutub negatif maka penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.
Hukum Kirchhoff pada Rangkaian Satu Loop – Dengan menerapkan Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff I, kalian dapat mencari besar arus dan tegangan pada rangkaian dengan satu sumber tegangan. Namun, bagaimanakah kita mencari arus dan tegangan jika pada rangkaian terdapat lebih dari satu sumber tegangan? Perhatikan Gambar skema rangkaian tertutup dengan dua sumber tegangan dan dua hambatan berikut ini
skema-rangkaian-tertutup
Gambar 5. Skema rangkaian tertutup
Kita dapat mencari besar arus dan tegangan pada resistor dengan menggunakan prinsip Hukum Kirchoff II yang telah dipaparkan sebelumnya.
Perhatikan kembali rangkaian pada Gambar 5. Rangkaian tersebut merupakan rangkaian tertutup dengan loop tunggal (1 loop). Untuk menganalis rangkaian tersebut, kita dapat menggunakan hukum Kirchoff II dengan mengikuti langkah berikut.
a. Memilih arah loop. Agar lebih mudah, arah loop dapat ditentukan searah dengan arah arus yang berasal dan sumber tegangan yang paling besar dan mengabaikan arus dan sumber tegangan yang kecil (ingat, arah arus bermula dan kutub positif menuju kutub negatif).
b. Setelah arah loop ditentukan, perhatikan arah arus pada percabangan. Jika arah arus sama dengan arah loop, penurunan tegangan (IR) bertanda positif. Namun, jika arah arus berlawanan dengan arah loop, IR bertanda negatif.
c. Jika arah loop menjumpai kutub positif pada sumber tegangan lain, maka nilai E positif. Namun, jika yang dijumpai lebih dulu adalah kutub negatif, maka E bertanda negatif.
Nah, dengan mengikuti langkah di atas, mari kita analisis bersama rangkaian tersebut. Pada rangkaian tersebut, jika E2>E1, kita dapat menentukan arah loop sebagai berikut.
Gambar-penentuan-arah-arus-pada-loop
Gambar 6. penentuan arah arus pada loop (arah loop dan a—b–c—d—a.)
Setelah menentukan arah loop, kita dapat menerapkan hukum Kirchhoff II sebagai berikut.
IR2 – E1 + IR1 – E2 = 0
I(R1 + R2) = E1 + E2
Jadi kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah :
I = (E1 + E2) / (R1 + R2)

Contoh soal Penggunaan Hukum II Kirchhoff

1. Suatu rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar 7, dengan hukum Kirchhoff II hitunglah arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut.
gmbr 7
Gambar 7. Suatu loop tertutup untuk menerapkan hukum II Kirchhoff
Coba kalian pahami, kemudian bandingkan dengan kunci jawaban ini. Klik Disini.
2. Suatu rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar 8, dengan hukum II Kirchhoff, hitunglah arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut!
gmbar8
Gambar 8. Suatu loop tertutup untuk menerapkan hukum II Kirchhoff
Nah bagaimana dengan soal yang ini. Apakah sudah sama dengan jawaban kalian? Cek Disini.
Rangkaian dengan Dua Loop atau Lebih – Rangkaian yang memiliki dua loop atau lebih disebut juga rangkaian majernuk. Langkah-langkah dalam menyelesaikan rangkaian majemuk adalah sebagai berikut.
a. Gambarlah rangkaian listrik majemuk tersebut.
b. Tetapkan arah kuat arus untuk setiap cabang,
c. Tulislah persaman-persarmaan arus untuk tiap titik cabang menggunakan Hukum IKirchhoff
d. Tetapkan loop beserta arahnva pada setiap rangkaian tertutup.
e. Tulislah persarnaan-persamaan untuk setiap loop rnenggunakan Hukurn II Kirchhoff
f. Hitung besaran-besaran yang ditanyakan menggunakan persarnaan-persamaan pada langkah e.
Contoh menghitung Rangkaian dengan Dua Loop atau Lebih
1. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut:
rangkaian-majemuk
Gambar 9. Rangkaian majemuk
a. Kuat arus yang mengalir dalam hambatan 1Ω, 2,5Ω dan 6Ω
b. beda potensial antara titik A dan B
Cari tau cara penyelesaiannya disini.
Contoh Soal :
Tentukan kuat arus yang mengalir melalui E1, E2, R3 !
gambar11

BALOK KACA DAN PRISMA

1. BALOK KACA (PLAN PARALEL)
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang dibatasi oleh sisi-sisi yang sejajar.

Sebuah kaca plan paralel atau balok kaca. Dibatasi oleh tiga pasang sisi – sisi sejajar





Cahaya dari udara memasuki sisi pembias kaca plan paralel akan dibiaskan mendekati garis normal. Demikian pula pada saat cahaya meninggalkan sisi pembias lainnya ke udara akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pengamat dari sisi pembias yang berseberangan akan melihat sinar dari benda bergeser akibat pembiasan. Sinar bias akhir mengalami pergeseran sinar terhadap arah semula.


Pergeseran sinar bias terhadap arah semula dari sinar datang pada kaca plan paralel. Berkas sinar bias akhir sejajar dengan sinar datang namun bergeser sejauh jarak titik G-C

clip_image002


Menentukan besar pergeseran sinar.
clip_image003



Tinjau arah sinar di dalam kaca plan paralel.

Pada segitiga ABC siku-siku di B:

maka

Pada segitiga ACD siku-siku di D:

maka

Pergeseran sinarnya sejauh t,

maka:

Karena maka


Ketentuan lain adalah berlaku: i1 = r2

r1 = i2

dengan keterangan

d = tebal balok kaca, (cm)

i = sudut datang, (°)

r = sudut bias, (°)

t = pergeseran cahaya, (cm)



Contoh soal:

Seberkas sinar memasuki balok kaca dari udara (nu = 1) dengan sudut datang i = 30°. Bila indeks bias balok kaca 1,52 dan ketebalannya 4 cm tentukan jarak pergeseran sinar setelah sinar yang masuk itu keluar dari balok kaca!

Penyelesaian:

Diketahui :

i = 30º

n1 = nu = 1

n2 = nk = 1,52

d = 4 cm

Ditanya : t = ?

Jawab:

n1 sin i = n2 sin r

sin r = sin i

= .sin 30° = . 0,5

sin r = 0,33

r = 19,2°





t = = 0,79 cm.

2. PRISMA
Bagaimana jalannya pembiasan cahaya pada prisma ? prisma merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang datar, sehingga di dalam prisma cahaya akan mengalami dua kali proses pembiasan. Ingat kembali konsep pembiasan cahaya. Cahaya yang datang dari medium yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Dan cahaya yang datang dari medium yang lebih rapat menuju zat yang lebih rapat maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal.

Proses pembiasan Cahaya pada Prisma
Cahaya yang datang dari udara menuju bidang pembias 1 pada prisma cahaya dibiaskan mendekati garis normal. Selanjutnya cahaya akan sampai pada bidang pembias kedua pada prisma maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal, sebelum pada akahirnya cahaya keluar meninggalkan prisma. Proses pembiasan cahaya pada prisma ditunjukkan oleh gambar 1.
gambar 1
Rumus Pembiasan pada Prisma
persamaan sudut puncak prisma atau biasa disebut sudut pembias prisma, dapat dihitung menggunakan rumus :
β = r1 + i2
dengan :
β : sudut puncak prisma (⁰)
r1 = sudut bias saat berkas sinar memasuki bidang batas udara-prisma
(⁰)
i2 = sudut datang saat berkas sinar memasuki bidang batas prisma-udara (⁰)

jika nilai sudut pembias prisma sudah diketahui selanjutnya kita dapt mencari nilai sudut deviasi prisma atau sudut pembias prisma, menggunakan rumus :
D = (i1 + r2) - β
Dengan :
D = sudut deviasi (⁰)
i1 = sudut datang pada bidang batas bidang pertama prisma (⁰)
r2 = sudut bias pada bidang kedua prisma (⁰)
β = sudut puncak atau sudut pembias prisma (⁰)
Sudut deviasi minimum terjadi saat i1 = r2 , utuk menentukan nilai deviasi minimum digunakan persamaan :
Dm = 2i1 - β

a. Bila sudut pembias lebih dari 15° , besar sudut deviasi minimum dihitung menggunakan rumus :


Dengan :
n1 = indeks bias medium (udara)
n2 = indeks bias prisma
Dm = sudut deviasi minimum (⁰)
β = sudut pembias prisma (⁰)

b. Bila sudut pembias kurang dari 15° , besar sudut deviasi minimum dihitung menggunakan rumus :

Dengan :
δ = sudut deviasi minimum (⁰)
n = indeks bias relatif prisma terhadap medium
β = sudut pembias prisma (⁰) 

LENSA CEMBUNG DAN LENSA CEKUNG

1. Lensa Cembung

Lensa cembung bersifat membiaskan cahaya. Lensa cembung memiliki ciri bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepi. Sinar-sinar cahaya yang datang sejajar sumbu lensa dibiaskan menuju titik fokus (Gambar 3.2). Sinar-sinar itu membentuk bayangan nyata yang dapat diproyeksikan pada layar dan bernilai positif.
 Pembiasan pada lensa cembung
Gambar 3.2 Jenis lensa
(Sumber : Saeful Karim, dkk, 2008: 302)
Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen). Besar pembiasan cahaya pada suatu lensa bergantung pada indeks bias bahan lensa dan lengkung permukaan lensa, sedangkan indeks bias bergantung pada cepat rambat cahaya dalam bahan lensa tersebut. Seperti ditunjukkan Gambar 3.3, lensa cembung tebal akan membiaskan cahaya lebih besar daripada lensa cembung tipis. Panjang fokus lensa cembung tebal lebih pendek daripada panjang lensa cembung tipis.
Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen). Besar pembiasan cahaya pada suatu lensa bergantung pada indeks bias bahan lensa dan lengkung permukaan lensa, sedangkan indeks bias bergantung pada cepat rambat cahaya dalam bahan lensa tersebut. Seperti ditunjukkan Gambar 3.3, lensa cembung tebal akan membiaskan cahaya lebih besar daripada lensa cembung tipis. Panjang fokus lensa cembung tebal lebih pendek daripada panjang lensa cembung tipis.
Pembiasaan pada lensa cembung tebal dan lensa cembung tipis
Gambar 3.3 Pembiasaan pada lensa cembung tebal dan lensa cembung tipis
(Sumber : Saeful Karim, dkk, 2008: 302)
Bagaimana pembentukan bayangan pada lensa cembung? Sebelum membahas tentang pembentukan bayangan pada lensa cembung, perlu kamu pahami sinar-sinar istimewa yang dimiliki lensa cembung. Sinar istimewa ini sangat penting sebagai dasar melukis pembentukan bayangan pada lensa cembung. Adapun sinar-sinar istimewa pada lensa cembung adalah sebagai berikut ditunjukkan Gambar 3.4:
1)     Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus (F1) di belakang lensa.
2)     Sinar datang menuju titik fokus di depan lensa (F2) akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
3)     Sinar yang datang melewati pusat optik lensa (O) diteruskan, tidak dibiaskan.
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung
Gambar 3.4 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung
(Sumber : Wasis dan Sugeng, 2008: 250)
Lensa cembung dapat menghasilkan banyak jenis bayangan, baik yang nyata maupun maya, tegak, terbalik, diperbesar atau diperkecil. Jenis bayangan yang dibentuk bergantung pada posisi benda dan panjang fokus lensa. Berikut adalah pembentukan bayangan pada lensa cembung untuk berbagai posisi benda.
a)      Jarak benda lebih besar 2F2
Jarak benda lebih besar 2F2, dengan menggunakan sinar istimewa lensa cembung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil, dan letak bayangannya di antara F1 dan 2F1 ditunjukkan Gambar 3.5.
Bayangan lensa cembung dengan jarak benda lebih besar 2F2Gambar 3.5 Bayangan lensa cembung dengan jarak benda lebih besar 2F2
(Sumber : Wasis dan Sugeng, 2008: 250)
b)     Benda diletakkan di antara 2F2 dan F2
Benda diletakkan di antara 2F2 dan F2. Dengan menggunakan sinar istimewa lensa cembung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat nyata, terbalik, diperbesar, dan letak bayangannya di luar 2F1 ditunjukkan Gambar 3.6.
  Bayangan lensa cembung dengan jarak benda lebih besar 2F2Gambar 3.6 Bayangan lensa cembung dengan benda di antara 2F2 dan F2
(Sumber : Wasis dan Sugeng, 2008: 250)
c)      Benda diletakkan di titik F2
Benda diletakkan di F2 objek. Dengan menggunakan sinar istimewa lensa cembung yaitu nomor 1dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat maya di tak hingga ditunjukkan Gambar 3.7.
Bayangan lensa cembung dengan benda di titik F2
Gambar 3.7 Bayangan lensa cembung dengan benda di titik F2
(Sumber : Wasis dan Sugeng, 2008: 250)
d)     Benda diletakkan di antara F2 objek dan pusat lensa
Benda diletakkan di antara F2 dan pusat lensa. Dengan menggunakan sinar istimewa lensa cembung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak, diperbesar, dan terletak di depan lensa ditunjukkan Gambar 3.8.
 Bayangan lensa cembung dengan benda di antara F2 dan pusat lensa
Gambar 3.8 Bayangan lensa cembung dengan benda di antara F2 dan pusat lensa
(Sumber : Wasis dan Sugeng, 2008: 250)

2. Lensa Cekung

Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya berbentuk cekung lebih tipis daripada bagian tepinya. Cahaya yang lewat melalui sebuah lensa cekung dibelokkan ke arah tepi lensa atau menjauhi sumbu lensa (Gambar 3.9). Sinar-sinar sejajar dikenakan pada lensa cekung, sinar-sinar biasnya akan menyebar seolah-olah berasal dari satu titik yang disebut titik focus. Titik fokus lensa cekung berada pada sisi yang sama dengan sinar datang sehingga titik fokus lensa cekung bersifat maya atau semu dan bernilai negatif.
 Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar atau divergen
Gambar 3.9 Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar atau divergen
(Sumber : Rinie, dkk, 2008: 383)
Bagaimana pembentukan bayangan pada lensa cekung? Sebelum membahas tentang pembentukan bayangan pada lensa cekung, terlebih dahulu harus kamu ketahui sinar-sinar istimewa pada lensa cekung. Sinar istimewa ini sangat penting sebagai dasar melukis pembentukan bayangan pada lensa cekung. Adapun sinar-sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut ditunjukkan Gambar 3.10:
1)     Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolaholah berasal dari titik fokus.
2)     Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus lensa pertama (F1) akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
1)     Sinar yang datang melewati pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan.
 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung
Gambar 3.10 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung
(Sumber : Wasis dan Sugeng, 2008: 248)
Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa pada lensa cekung di atas dapat digambarkan pembentukan bayangan oleh lensa cekung. Berikut adalah pembentukan bayangan pada lensa cekung untuk berbagai posisi benda.
a)      Jarak benda lebih besar 2F2
Jarak benda lebih besar dari 2F2, dengan menggunakan sinar istimewa lensa cekung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya di depan lensa ditunjukkan Gambar 3.11.
 Sinar dengan benda lebih besar dari 2F2
Gambar 3.11 Sinar dengan benda lebih besar dari 2F2
(Sumber : Wasis dan Sugeng, 2008: 249)
b)     Jarak Benda di antara 2F2 dan F2
Jarak benda di antara 2F2 dan F2, dengan menggunakan sinar istimewa lensa cekung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya di depan lensa ditunjukkan Gambar 3.12.
 Sinar dengan benda di antara 2F2 dan F2
Gambar 3.12 Sinar dengan benda di antara 2F2 dan F2
(Sumber : Wasis dan Sugeng, 2008: 249)
c)      Benda diletakkan di antara F dan pusat lensa
Benda diletakkan di antara F dan pusat lensa, dengan menggunakan sinar istimewa lensa cekung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya di depan lensa ditunjukkan Gambar 3.13.
Sinar dengan benda di antara F dan pusat lensa
Gambar 3.13 Sinar dengan benda di antara F dan pusat lensa
(Sumber : Wasis dan Sugeng, 2008: 249)

Wikipedia

Hasil penelusuran