Rabu, 23 September 2015

CARNOT (ILMUWAN FISIKA KLASIK) AND SCHRODINGER (ILMUWAN FISIKA MODERN)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam mempelajari fisika umumnya orang hanya mempelajari konsep-konsep yang sudah ada dan telah dikembangkan. Orang yang mempelajarinya hanya berfokus bahwa harus memahami apa yang dipelajarinya. Kecenderungan untuk mengetahui orang-orang yang merumuskan konsep konsep yang dipelajarinya pun hampir tidak pernah dipelajari. Dalam fisika sangat banyak penemu-penemu maupun orang yang merumuskan konsep konsep yang sekarang kita pelajari. Salh satu contohnya adalah Newton dengan onsep-konsepnya pada benda yang bergerak dan diam, Kepler dengan hokum gravitasinya, dan yang paling fenomenal adalah Einstein dengan teori relativitasnya.
Dalam fisika juga apa yang kita pelajari pun dibagi-bagi menjadi beberapa cabang fisika. Yang akan kita bahas disini mengenai fisika klasik dan fisika modern, dalam hal penemu-penemunya dan apa yang dirumuskan. Untuk bagian fisika klasik yang akan dibahas adalah Nicolas Leonard Sa’di Carnot dan untuk bagian fisika modern yaitu Erwin Schrödinger. Mengapa kita harus mempelajari mereka berdua? Itu karena biasanya kita seharusnya tahu pula siapa orang orang yang menemukan dan merumuskan konsep yang telah kita pelajari selama ini di fisika.

B.     RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah adalah bagimana sejarah penemuan-penemuan konsep fisika (fisika klasik dan fisika modern) yang dirumuskan oleh Nicolas Leonard Sa’di Carnot dan Erwin Schrödinger?

C.     TUJUAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah penemuan-penemuan konsep fisika (fisika klasik dan fisika modern) yang dirumuskan oleh Nicolas Leonard Sa’di Carnot dan Erwin Schrödinger.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    NICOLAS LEONARD SA’DI CARNOT (FISIKA KLASIK)
1.      Sejarah Hidup
Nicolas Leonard Sadi Carnot lahir di Paris Perancis pada tanggal 1 Juni tahun 1796. Ia adalah seoran fisikawan perancis. Ayahnya adalah Lazare Carnot. Seorang ilmuwan, perwira dan politikus. Nicolas Leonard Sadi Carnot dinamai seorang penyair asal Persia Sa’di. Dibawah bimbingan sang ayah, Sadi Carnot mulai menunjukan bakat besarnya ia dikirim ke Lycee Charlemagne di Paris guna mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk Ecole Polytechnique, yang juga terletak di Paris. Umur 16 tahun usia yang minimum masuk Ecole, Carnot mulai belajar di Ecole. Nama – nama terkenal seperti poisson, Ampere dan Arago adalah beberapa gurunya. Disini Carnot menjadi satu kelas dengan chasles yang akan menjadi teman akrab sepanjang hidupnya. Carnot lulus pada tahun 1814, tetapi sebelum lulus ia menggalang gerakan mahasiswa menentang kebijakan Napoleon. Setelah lulus, Carnot melanjutkan studi di Ecole du genie di Metz dan selama dua tahun mempelajari rekayasa militer.
Tahun 1815 Napoleon pulang dari tempat penahanannya dan membentuk pemerintahan yang lazim disebut dengan peraturan seratus hari. Napoleon kembali mengangkat Lazare (ayah Nicolas Carnot) menjadi menteri dalam negeri dan menempatkan Sadi Carnot pada posisi yang sulit dalam akademi militer karena posisi ayahnya relative tinggi. Oktober 1815, Napoleon menderita kekalahan, dan Lazare melarikan diri ke Jerman dan tidak pernah lagi menginjakan kakinya ke bumi Perancis lagi.
Nicolas Carnot hidup terlunta – lunta, karir dalam bidang militer untuk sadi seiring dengan mengungsinya sang ayahanda ke Jerman. Nasib sadi makin tak jelas. Pindah dari satu kota ke kota lain, mencari pekerjaan sesuai dengan bidangnya , memereiksa persiapan dan peralatan di benteng – benteng, membuat gambar – gambar dan menulis laporan tidak pernah diperolehnya.Nasibnya tidak membaik karena semua surat rekomendasinya dianggap sebagai angin lalu belaka. Tidak puas dengan situasi ini, Sadi memutuskan untuk memanfaatkan ilmu yang didapat dari pelatihan dengan mendaftar, sebelum akhirnya diterima untuk bergabung dalam Korps Staf Umum yang berkedudukan di Paris. Menerima gaji hanya setengah, tinggal dibekas apartemen orang tuanya di Paris, dan sewaktu – waktu siap menerima panggilan militer. Dalam banyak waktu luang ini, Sadi mengikuti berbagai kursus yang diselenggarakan di Paris, termasuk di Sorbonne dan Perancis College. Nicolas Sadi Carnot meninggal dunia dalam usia yang relative muda, pada usia 36 tahun karena menderita penyakit kolera.

2.      Sejarah Penemuan Konsep
Nicolas Carnot menemukan dan merumuskan hukum kedua termodinamika dan memberikan model universal atas mesin panas, sebuah mesin yang mengubah energi panas kedalam bentuk energi lain. Misalnya energi kinetik (sekarang bernama siklus Carnot) atau biasa disebut mesin Carnot. Mesin Carnot adalah sebuah mesin kalor dengan cara memindahkan energi dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin, dan dalam prosesnya mengubah sebagian energi menjadi usaha mekanis. Penemuan ini berawal dari ketertarikan dari Nicolas Carnot dengan mesin uap, pada saat Sadi Carnot menengok ayahnya pada tahun 1821 di Magdeburg. Adiknya, Hippolyte Carnot, tinggal bersama sang ayah. Pertemuan ayah dengan anaknya ini, selain melepas rindu juga banyak berdiskusi tentang mesin uap. Mesin uap dari revolusi industri Inggris mulai menjamur.Sepulang dari reuni ini, Sadi dengan penuh antusias berusaha mengembangkan teori tentang mesin uap. Sesampainya di Paris, Sadi sudah fokus dengan cita-citanya yaitu memulai mengerjakan teori tentang kalor (panas) dan membantu menjabarkan teori termodinamika modern. Apa yang ada di otak Sadi adalah bagaimana merancang mesin uap dengan baik? Tenaga Uap mempunyai banyak manfaat : mengeringkan air dalam pertambangan, mengangkat air dari sungai untuk irigasi, menggiling biji-bijian, memintal benang tapi saat itu belum efisien. Jaman ini mesin-mesin uap masih diimpor dari Inggris karena belum ada insinyur dan designer mesin perancis yang memahaminya. Mesin-mesin buatan Inggris sudah dilengkapi dengan spesifiksi : jenis/tipe mesin, mesin tekana tinggi/rendah.

3.      Pengembangan Konsep
Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotesis yang beroperasi dalam suatu siklus reversibel yang disebut siklus Carnot. Model dasar mesin ini dirancang oleh Nicolas Leonard Sadi Carnot, seorang insinyur militer perancis pada tahun 1824. Model mesin Carnot kemudia dikembangkan secara grafis oleh Emile Clapeyron, dan diuraikan secara matematis oleh Rudolf Clausiusdan Clapeyron. Setiap system termodinamika berada dalam keadaan tertentu. Sebuah siklus termodinamika terjadi ketika suatu system mengalami rangkaian keadaan – keadaan yang berbeda, dan akhirnya kembali ke keadaan semula. Dalam melalui proses siklus ini, system tersebut dapat melakukan usaha terhadap lingkungannya, sehingga disebut mesin kalor.
Sebuah mesin kalor bekerja dengan memindahkan energi dari daerah yang lebih panas kedaerah yang lebih dingin, dan dalam prosesnya mengubah sebagian energi menjadi usaha mekanis.Sistem yang bekerja sebaliknya, dimana gaya eksternal yang dikerjakan pada suatu mesin kalor dapat menyebabkan proses yang memindahkan energi panas dari daerah yang lebih dingin kenergi panas.
4.      Siklus Carnot
Siklus Carnot adalah proses termodinamik yang dialami oleh zat kerja (working substance) pada mesin Carnot. Siklus ini terdiri atas dua proses isotermal dan dua proses adiabatik. Pada proses isotermal pertama, yang terjadi pada temperatur lebih tinggi, zat mengalami ekspansi dan menyerap kalor. Proses isotermal kedua, yang terjadi pada temperatur rendah, zat mengalami kompresi dan melepas kalor. Garis isotermal pertama dan kedua dihubungkan oleh dua proses adibatik. adiabatik pertama zat mengalami ekspansi, sedangkan adibatik kedua zat mengalami kompresi
Siklus carnot  terdiri dari 4 tahapan proses, sebagai berikut.
a)      Proses 1. Ekspansi isothermal reversible, dimana material ( working substance) menyerap kalor Q1 dari reservoir kalor pada temperature T1 dan sistem melakukan kerja.
b)      Ptoses 2. Ekspansi adiabatic reversible, dimana working substance berkurang temperaturnya dari T1 menjadi T2 dan sistem melakukan kerja.
c)      Prosses 3. Kompresi isothermal reversible, dimana working substance melepaskan kalor Q2 ke reservoir dingin dengan tempertaur T2 dan kerja dikenakan terhadap sistem.
d)     Proses 4. Kompresi adiabatic reversible, dimana working substance dikembalikan ke keadaan awal (semula), temperature sistem berubah dari T2 menjadi T1 dan kerja dikenakan terhadap sistem.







Keempat proses di atas dapat dilukiskan dalam bentuk diagram P versus V, seperti di bawah ini:
Gambar 1. Grafik Siklus Carnot
Karena sistem dikembalikan ke keadaan semula, maka perubahan besaran keadaan (besaran termodinamika) seperti energi dalam maupun entalpi sistem proses adalah nol. Dengan menggunakan hukum  I termodinamika dapat dihitung kalor dan kerja pada masing-masing tahap proses diatas.
Misalnya substansi melakukan kerja adalah suatu gas ideal.
*      Proses Ekspansi Isotermal Reversible
dU = dQrev – PdV atau dU = dQrev + dW
Proses Isotermal dU = 0, sehingga
- dW = dQrev = PdV
W1 = -Q1 = -nRT ln V2/V1

*      Proses Ekspansi Adiabatik Reversibel
Pada proses adiabatic Q = 0, sehingga;
dU = dW = -PdV
dW = Cv(T2-T1), dimana T1>T2
Cv = kapasitas panas pada volume tetap


*      Proses Kompresi Isotermal Reversibel
Dengan menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi isotermal reversibel, maka diperoleh kerja pada proses ini adalah:
W3 = -Q2 = -nRT ln V4/V3, dimana V3>V4

*      Proses Kompresi Adiabatik Reversibel
Dengan menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi adiabatik reversibel. Maka diperoleh kerja untuk proses ini adalah :
W4 = Cv (T1-T2), dimana T1>T2
Total kerja, W yang dilakukan oleh mesin carnot dalam satu siklus adalah
W = W1 + W2 + W3 + W4
W = -nRT ln V2/V1 + Cv (T2-T1) – nRT ln V4/V3 + Cv (T1-T2)
W = -nRT ln V2/V1 – nRT ln V4/V3
W = -Q1 – Q2
Q2 berharga negatif karena V43.
Sesuai dengan fakta bahwa kalor ini dilepaskan oleh sistem. Dengan demikian,
W = - Q1 + Q2  atau –W = Q1 - Q2
Kerja yang dilakukan oleh mesin adalah selisih antara kalor yang diserap, Q1 dengan kalor yang dilepaskan Q2.
Efisiensi mesin carnot, η adalah perbandingan antara kerja yang dilakukan mesin dengan kalor yang diserap, Q1.
η = -W/Q1
η = (Q1-Q2)/Q1 = 1-Q2/Q1
Gambar 2. Mekanisme Kerja Siklus Carnot pada Gas Ideal

Sejumlah kalor Q1 diserap dari reservoir kalor yang temperaturenya T­1, sejumlah kalor Q2 dilepaskan ke reservoir kalor yang temperaturnya T2 dan kerja dilakukan oleh sistem, demikian seterusnya. Kalor yang ditransfer tergantung pada beda temperatur antara dua reservoir tersebut. Temperatur reservoir ini disebut temperatur termodinamika T. karena Q2/Q1 sebanding dengan temperatur termodinamika dari reservoir, maka efisiensi mesin Carnot dapat dinyatakan sebagai berikut:
η = 1-T2/T1
Dari hasil yang diperolehnya, Carnot menyampaikan hasil teoremanya bahwa tidak ada mesin kalor yang bekerja antara dua reservoir kalor mempunyai efisiensi lebih besar dari mesin Carnot (ideal) yang bekerja pada dua reservoir kalor yang sama. Teorema diatas menunjukkan bahwa mesin kalor yang irreversibel mempunyai efisiensi lebih rendah dari mesin reversibel.




Simpulan dari rumusan efisiensi mesin carnot:
*      Semua mesin carnot yang bekerja pada dua reservoir kalor yang sama mempunyai efisiensi yang sama
*      Efisiensi mesin kalor tidak tergantung pada jenis material (working substance) yang digunakan
*      Temperatur termodinamika tidak tergantung pada jenis material (working substance)

5.      Aplikasi Konsep
Temuan dari hasil pemikiran carnot diaplikasikan dalam berbagai bidang yang kemudian digunakan secara luas sampai saat ini diantaranya :
·         Pesawat pendingin misalnya : kulkas, air conditioner (AC) yang menggunakan daur kalor yang Menghasilkan kerja terhadap zat.
·         Motor bakar misalnya : mesin mobil, generator listrik.


6.      Pengembangan konsep kedepan
Mesin carnot mempunyai beberapa kelemahan diantaranya :
·         Terjadinya tekanan yang sangat tinggi dan volume yang sangat besar karena kenaikan tekanan terjadi pada saat proses pelepasan panas.
·         Proses pindah panas dengan menggunakan gas yaitu sebuah media yang mempunyai kapasitas  Panas tertentu dan terbatas.
Dari kelemahan mesin carnot tersebut diharapkan ada ilmuwan fisika yang menyempurnakan Kekurangan pada mesin carnot menjadi lebih baik lagi.


B.     ERWIN SCHRÖDINGER (FISIKA MODERN)
1)      Sejarah Hidup
Erwin Rudolf Josef Alexander Schrödinger (lahir di Wina, Austria-Hongaria, 12 Agustus 1887 – meninggal di Wina, Austria, 4 Januari 1961 pada umur 73 tahun) ialah fisikawan Austria. Ibunya berasal dari Inggris dan ayahnya berasal dari Austria. Ia memperoleh gelar doktor di kota itu di bawah bimbingan mantan murid Ludwig Boltzmann.
Dia adalah anak satu-satunya dari Rudolf Schrodinger, yang menikah dari Alexander Bauer, seorang professor kimia Institut Teknik di Wina. Ayah Schrodinger berasal dari keluarga Bavaria dengan generasi sebelumnya yang telah menetap di Wina. Schrodinger memiliki bakat kuat dengan wawasan pendidikan yang luas. Setelah menyelesaikan pendidikan kimianya, dia mengakrabkan dirinya dengan seni lukis Italia. Setelah itu, dia mengambil jurusan botani dan menghasilkan beberapa seri buku tentang bagian-bagian tanaman. Ketertarikannya pada ilmu fisika, diawali sejak ia bersekolah. Saat itu, dia tidak hanya menyukai displin ilmu-ilmu pasti, tetapi juga tertarik dengan ilmu tata bahasa kuno, di samping juga menyukai keindahan puisi-puisi Jerman.
Schrodinger ini tergolong orang yang tidak menyukai belajar dengan cara menghafal data dan belajar dari buku-buku. Pada tahun 1906-1910, dia adalah mahasiswa di Universitas Wina. Di tempat belajarnya ini, dia banyak dipengaruhi oleh ilmuwan Fritz Hasenohri. Pengaruh itu terjadi saat Schrodinger sedang mahir-mahirnya dan menguasai masalah fisika, yang dilakukan secara berkesinambungan. Ini menjadi dasar baginya untuk karya besarnya kelak. Pada tahun 1920, dia mengambil posisi akademis sebagai asisten ilmuwan Max Wien. Kemudian, gelar-gelar akademisnya diperolehnya di berbagai tempat, antara lain di Stutrgart (sebagai profesor luar biasa), Breslau (gelar profesor). Di Universitas Zurich, Schrodinger sempat aktif selama enam tahun. Saat itu juga menjadi masa yang paling beragam dalam hidup Schrodinger, dia menjadi aktif berhubungan dengan beragam subyek teori-teori fisika.
Penemuan besarnya, yakni Teori Persamaan Gelombang, tercipta pada pertengahan tahun 1925. Karya besarnya itu tercipta, hasil ketidakpuasannya dengan kondisi kuantum dalam Teori Orbit Bohr. Untuk hasil kerjanya ini, ia mendapat hadiah Nobel Fisika pada tahun 1933. Schrodinger meninggal pada 4 Januari 1961, setelah menderita sakit yang cukup lama. Dia sempat bertahan dengan penyakitnya itu, didampingi oleh pendamping setianya yang ia nikahi pada tahun 1920, Annemarie Bertel.
Selama Perang Dunia I, ia menjadi perwira artileri. Setelah perang ia mengajar di Zürich, Swiss. Di sana, ia menangkap pengertian Louis-Victor Pierre Raymond de Broglie yang menyatakan bahwa partikel yang bergerak memiliki sifat gelombang dan mengembangkan pengertian itu menjadi suatu teori yang terperinci dengan baik. Setelah ia menemukan persamaannya yang terkenal, ia dan ilmuwan lainnya memecahkan persamaan itu untuk berbagai masalah; di sini kuantisasi muncul secara alamiah, misalnya dalam masalah tali yang bergetar. Setahun sebelumnya Werner Karl Heisenberg telah mengemukakan formulasi mekanika kuantum, namun perumusannya agak sulit dipahami ilmuwan masa itu. Schrödinger memperlihatkan bahwa kedua formulasi itu setara secara matematis.
Schrödinger menggantikan Max Planck di Berlin pada 1927, namun pada 1933, ketika Nazi berkuasa, ia meninggalkan Jerman. Dalam tahun itu ia menerima Hadiah Nobel Fisika bersama dengan Dirac. Pada 1939 sampai 1956 ia bekerja di Institute for Advanced Study di Dublin, lalu kembali ke Austria.
Pada 6 April 1920, Schrödinger menikah dengan Annemarie (Anny) Bertel. Schrödinger menderita TBC dan beberapa kali pada tahun 1920 tinggal di sebuah sanatorium di Arosa. Di sanalah ia merumuskan persamaan gelombang-nya. 
Schrödinger meninggal di Wina pada tanggal 4 Januari 1961,  pada usia 73 akibat tuberkulosis. Dan dimakamkan di Alpbach, Austria, di pemakaman Katolik. Sedangkan Istrinya, Anny (lahir 3 Desember 1896) meninggal pada 3 Oktober 1965.

2)      Konsep Penemuan
Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian, yaitu “tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara saksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan electron pada jarak tertentu dari inti atom”. Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan electron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger . Erwin schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya electron dalam tiga dimensi.
Persamaan Schrödinger adalah persamaan diferensial dengan φ adalah fungsi gelombang, dengan pengertian bahwa
Adalah probabilitas keberadaan electron pada waktu tertentu dengan volume  dx, dy, dz di sekitar titik  (x,y,z),  adalah konjugat dari . Jadi persamaan scrodinger tidak ,enentukan posisi electron melainkan memberikan probabilitas bahwa ia akan ditemukan di sekitar posisi tertentu. Kita juga tidak mengatakan secara pasti bagaimana electron bergerak sebagai fungsi waktu karena posisi dan momentum electron ibatasi oleh prinsip ketidakpastian.


Dalam kasus satu dimensi dengan bentuk gelombang,
Apa yang berada dalam tanda kurung adalah selubung paket gelombang yang merupakan funsi x sedangkan Ao memiliki nilai konstan. Jadi selubung paket gelombang itulah yang menentukan probabilitas keberadaan partikel.

3)      Pengembangan Konsep
Pada tahun 1925, Erwin Schrodinger setelah memberi kuliah mengenai pekerjaan de Broglie di Zurich merumuskan persamaan gelombang bagi gejala kuantum di atas. Persamaan tersebut menjadi kunci utama fisika modern. Perumusan ekivalen dalam bentuk matriks diperoleh oleh Werner Heisenberg pada saat hampir bersamaan. Dengan landasan matematis yang kokoh ini teori kuantum membuat kemajuan yang mencengangkan. Dalam waktu singkat para ilmuwan berhasil menjelaskan sejumlah pengukuran termasuk spectrum dari atom kompleks dan sifat-sifat reaksi kimia. Erwin schrodinger merupakan ilmuwan yang menyumbang berkembangnya model atom modern atau yang disebut sebagai model atom mekanika kuantum. Penerapan persamaan schrodinger pada system fisika memungkinkan kita mempelajari system tersebut dengan ketelitian yang tinggi. Penerapan ini telah memungkinkan perkembangan teknologi saat ini yang telah mencapai tingkat nano. Penerapan ini juga sering melahirkan ramalan-ramalan baru yang selanjutnya di uji dengan eksperimen. Penemuan positron yang merupakan anti materi dari electron adalah salah satu ramalan yang kemudian terbukti. Perkembangan teknologi dengan kecenderungan alat yang semakin kecil ukurannya pada gilirannya akan menempatkan persamaan schrodinger sebagai persamaan sentral seperti halnya yang terjadi pada persamaan Newton selama ini.
4)      Aplikasi Konsep
Aplikasi dari konsep yang ditemukan oleh Schrodinger adalah sebagai berikut;
·         Menjelaskan sejumlah pengukuran termasuk spectrum dari atom kompleks dan sifat-sifat reaksi kimia.
·         Untuk mendapatkan fungsi gelombang serta menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya electron dalam tiga dimensi.
·         Pembuatan televisi dan radio.

5)      Kemungkinan Pengembangan Konsep Ke Depan
Dapat dilakukan pengiriman materi yang dibawa dalam bentuk gelombangnya dari satu tempat ke tempat dalam sekejap.










BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa Nicolas Carnot menemukan dan merumuskan hukum kedua termodinamika dan memberikan model universal atas mesin panas, sebuah mesin yang mengubah energi panas kedalam bentuk energi lain. Misalnya energi kinetik (sekarang bernama siklus Carnot) atau biasa disebut mesin Carnot. Siklus Carnot digambarkan seperti berikut
Sedangkan Erwin Schrodinger adalah seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg yang mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian, yaitu “tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara saksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan electron pada jarak tertentu dari inti atom”. Erwin schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya electron dalam tiga dimensi. Persamaannya adalah
 
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. Siklus Carnot. Dari http://fisikazone.com/siklus-carnot/. 
Diakses pada 6 September 2015

Anonim. 2014. Biografi Erwin Scrodinger, Mengembangkan Teori Kuantum. Dari

Anonim. 2010. Erwin Scrodinger. Dari 

Anonym. 2015. Siklus Carnot. Dari







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wikipedia

Hasil penelusuran