BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dalam
mempelajari fisika umumnya orang hanya mempelajari konsep-konsep yang sudah ada
dan telah dikembangkan. Orang yang mempelajarinya hanya berfokus bahwa harus
memahami apa yang dipelajarinya. Kecenderungan untuk mengetahui orang-orang
yang merumuskan konsep konsep yang dipelajarinya pun hampir tidak pernah
dipelajari. Dalam fisika sangat banyak penemu-penemu maupun orang yang
merumuskan konsep konsep yang sekarang kita pelajari. Salh satu contohnya
adalah Newton dengan onsep-konsepnya pada benda yang bergerak dan diam, Kepler
dengan hokum gravitasinya, dan yang paling fenomenal adalah Einstein dengan
teori relativitasnya.
Dalam
fisika juga apa yang kita pelajari pun dibagi-bagi menjadi beberapa cabang
fisika. Yang akan kita bahas disini mengenai fisika klasik dan fisika modern,
dalam hal penemu-penemunya dan apa yang dirumuskan. Untuk bagian fisika klasik
yang akan dibahas adalah Nicolas Leonard Sa’di Carnot dan untuk bagian fisika
modern yaitu Erwin Schrödinger. Mengapa kita harus mempelajari mereka berdua?
Itu karena biasanya kita seharusnya tahu pula siapa orang orang yang menemukan
dan merumuskan konsep yang telah kita pelajari selama ini di fisika.
B. RUMUSAN
MASALAH
Sesuai
dengan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah adalah bagimana
sejarah penemuan-penemuan konsep fisika (fisika klasik dan fisika modern) yang
dirumuskan oleh Nicolas Leonard Sa’di Carnot dan Erwin Schrödinger?
C. TUJUAN
Sesuai
dengan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan pembahasan makalah ini
adalah untuk mengetahui sejarah penemuan-penemuan konsep fisika (fisika klasik
dan fisika modern) yang dirumuskan oleh Nicolas Leonard Sa’di Carnot dan Erwin Schrödinger.
BAB II
PEMBAHASAN
A. NICOLAS
LEONARD SA’DI CARNOT (FISIKA KLASIK)
1.
Sejarah Hidup
Nicolas
Leonard Sadi Carnot lahir di Paris Perancis pada tanggal 1 Juni tahun 1796. Ia
adalah seoran fisikawan perancis. Ayahnya adalah Lazare Carnot. Seorang
ilmuwan, perwira dan politikus. Nicolas Leonard Sadi Carnot dinamai seorang
penyair asal Persia Sa’di. Dibawah bimbingan sang ayah, Sadi Carnot mulai
menunjukan bakat besarnya ia dikirim ke Lycee Charlemagne di Paris guna
mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk Ecole Polytechnique, yang juga
terletak di Paris. Umur 16 tahun usia yang minimum masuk Ecole, Carnot mulai
belajar di Ecole. Nama – nama terkenal seperti poisson, Ampere dan Arago adalah
beberapa gurunya. Disini Carnot menjadi satu kelas dengan chasles yang akan
menjadi teman akrab sepanjang hidupnya. Carnot lulus pada tahun 1814, tetapi
sebelum lulus ia menggalang gerakan mahasiswa menentang kebijakan Napoleon.
Setelah lulus, Carnot melanjutkan studi di Ecole du genie di Metz dan selama
dua tahun mempelajari rekayasa militer.
Tahun 1815 Napoleon pulang dari tempat
penahanannya dan membentuk pemerintahan yang lazim disebut dengan peraturan
seratus hari. Napoleon kembali mengangkat Lazare (ayah Nicolas Carnot) menjadi
menteri dalam negeri dan menempatkan Sadi Carnot pada posisi yang sulit dalam
akademi militer karena posisi ayahnya relative tinggi. Oktober 1815, Napoleon
menderita kekalahan, dan Lazare melarikan diri ke Jerman dan tidak pernah lagi
menginjakan kakinya ke bumi Perancis lagi.
Nicolas Carnot hidup terlunta – lunta,
karir dalam bidang militer untuk sadi seiring dengan mengungsinya sang ayahanda
ke Jerman. Nasib sadi makin tak jelas. Pindah dari satu kota ke kota lain,
mencari pekerjaan sesuai dengan bidangnya , memereiksa persiapan dan peralatan
di benteng – benteng, membuat gambar – gambar dan menulis laporan tidak pernah
diperolehnya.Nasibnya tidak membaik karena semua surat rekomendasinya dianggap
sebagai angin lalu belaka. Tidak puas dengan situasi ini, Sadi memutuskan untuk
memanfaatkan ilmu yang didapat dari pelatihan dengan mendaftar, sebelum
akhirnya diterima untuk bergabung dalam Korps Staf Umum yang berkedudukan di
Paris. Menerima gaji hanya setengah, tinggal dibekas apartemen orang tuanya di
Paris, dan sewaktu – waktu siap menerima panggilan militer. Dalam banyak waktu
luang ini, Sadi mengikuti berbagai kursus yang diselenggarakan di Paris,
termasuk di Sorbonne dan Perancis College. Nicolas Sadi Carnot meninggal dunia
dalam usia yang relative muda, pada usia 36 tahun karena menderita penyakit
kolera.
2.
Sejarah Penemuan Konsep
Nicolas Carnot menemukan dan merumuskan hukum
kedua termodinamika dan memberikan model universal atas mesin panas, sebuah
mesin yang mengubah energi panas kedalam bentuk energi lain. Misalnya energi
kinetik (sekarang bernama siklus Carnot) atau biasa disebut mesin Carnot. Mesin
Carnot adalah sebuah mesin kalor dengan cara memindahkan energi dari daerah
yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin, dan dalam prosesnya mengubah
sebagian energi menjadi usaha mekanis. Penemuan ini berawal dari ketertarikan
dari Nicolas Carnot dengan mesin uap, pada saat Sadi Carnot menengok ayahnya
pada tahun 1821 di Magdeburg. Adiknya, Hippolyte Carnot, tinggal bersama sang
ayah. Pertemuan ayah dengan anaknya ini, selain melepas rindu juga banyak
berdiskusi tentang mesin uap. Mesin uap dari revolusi industri Inggris mulai
menjamur.Sepulang dari reuni ini, Sadi dengan penuh antusias berusaha
mengembangkan teori tentang mesin uap. Sesampainya di Paris, Sadi sudah fokus
dengan cita-citanya yaitu memulai mengerjakan teori tentang kalor (panas) dan
membantu menjabarkan teori termodinamika modern. Apa yang ada di otak Sadi
adalah bagaimana merancang mesin uap dengan baik? Tenaga Uap mempunyai banyak
manfaat : mengeringkan air dalam pertambangan, mengangkat air dari sungai untuk
irigasi, menggiling biji-bijian, memintal benang tapi saat itu belum efisien.
Jaman ini mesin-mesin uap masih diimpor dari Inggris karena belum ada insinyur
dan designer mesin perancis yang memahaminya. Mesin-mesin buatan Inggris sudah
dilengkapi dengan spesifiksi : jenis/tipe mesin, mesin tekana tinggi/rendah.
3.
Pengembangan Konsep
Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotesis
yang beroperasi dalam suatu siklus reversibel yang disebut siklus Carnot. Model
dasar mesin ini dirancang oleh Nicolas Leonard Sadi Carnot, seorang insinyur
militer perancis pada tahun 1824. Model mesin Carnot kemudia dikembangkan
secara grafis oleh Emile Clapeyron, dan diuraikan secara matematis oleh Rudolf
Clausiusdan Clapeyron. Setiap system termodinamika berada dalam keadaan
tertentu. Sebuah siklus termodinamika terjadi ketika suatu system mengalami
rangkaian keadaan – keadaan yang berbeda, dan akhirnya kembali ke keadaan semula.
Dalam melalui proses siklus ini, system tersebut dapat melakukan usaha terhadap
lingkungannya, sehingga disebut mesin kalor.
Sebuah mesin kalor bekerja dengan
memindahkan energi dari daerah yang lebih panas kedaerah yang lebih dingin, dan
dalam prosesnya mengubah sebagian energi menjadi usaha mekanis.Sistem yang
bekerja sebaliknya, dimana gaya eksternal yang dikerjakan pada suatu mesin
kalor dapat menyebabkan proses yang memindahkan energi panas dari daerah yang
lebih dingin kenergi panas.
4.
Siklus Carnot
Siklus
Carnot adalah proses termodinamik yang dialami oleh zat kerja (working
substance) pada mesin Carnot. Siklus ini terdiri atas dua
proses isotermal dan dua proses adiabatik. Pada proses isotermal pertama, yang
terjadi pada temperatur lebih tinggi, zat mengalami ekspansi dan menyerap
kalor. Proses isotermal kedua, yang terjadi pada temperatur rendah, zat
mengalami kompresi dan melepas kalor. Garis isotermal pertama dan kedua
dihubungkan oleh dua proses adibatik. adiabatik pertama zat mengalami ekspansi,
sedangkan adibatik kedua zat mengalami kompresi
a) Proses 1. Ekspansi isothermal
reversible, dimana material ( working substance) menyerap kalor Q1
dari reservoir kalor pada temperature T1 dan sistem melakukan kerja.
b) Ptoses 2. Ekspansi adiabatic
reversible, dimana working substance berkurang temperaturnya dari T1
menjadi T2 dan sistem melakukan kerja.
c) Prosses 3. Kompresi isothermal
reversible, dimana working substance melepaskan kalor Q2 ke
reservoir dingin dengan tempertaur T2 dan kerja dikenakan terhadap
sistem.
d) Proses 4. Kompresi adiabatic
reversible, dimana working substance dikembalikan ke keadaan awal (semula),
temperature sistem berubah dari T2 menjadi T1 dan kerja
dikenakan terhadap sistem.
Keempat proses di atas dapat dilukiskan dalam bentuk diagram
P versus V, seperti di bawah ini:
Karena sistem dikembalikan ke keadaan semula, maka perubahan
besaran keadaan (besaran termodinamika) seperti energi dalam maupun entalpi
sistem proses adalah nol. Dengan menggunakan hukum I termodinamika dapat
dihitung kalor dan kerja pada masing-masing tahap proses diatas.
Misalnya
substansi
melakukan kerja
adalah suatu gas ideal.
Proses
Ekspansi Isotermal Reversible
dU = dQrev – PdV atau dU = dQrev + dW
Proses Isotermal dU = 0, sehingga
- dW = dQrev = PdV
W1 = -Q1 = -nRT ln V2/V1
Proses
Ekspansi Adiabatik Reversibel
Pada proses adiabatic Q = 0, sehingga;
dU = dW = -PdV
dW = Cv(T2-T1), dimana T1>T2
Cv = kapasitas panas pada volume tetap
Proses
Kompresi Isotermal Reversibel
Dengan
menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi isotermal reversibel,
maka diperoleh kerja pada proses ini adalah:
W3 = -Q2 = -nRT ln V4/V3,
dimana V3>V4
Proses
Kompresi Adiabatik Reversibel
Dengan
menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi adiabatik reversibel.
Maka diperoleh kerja untuk proses ini adalah :
W4 = Cv (T1-T2),
dimana T1>T2
Total kerja, W yang dilakukan oleh mesin carnot dalam satu
siklus adalah
W = W1 + W2 + W3 + W4
W = -nRT ln V2/V1 + Cv (T2-T1)
– nRT ln V4/V3 + Cv (T1-T2)
W = -nRT ln V2/V1 – nRT ln V4/V3
W = -Q1 – Q2
Q2
berharga negatif karena V43.
Sesuai dengan fakta
bahwa kalor ini dilepaskan oleh sistem. Dengan demikian,
W = - Q1
+ Q2 atau –W = Q1 - Q2
Kerja yang
dilakukan oleh mesin adalah selisih antara kalor yang diserap, Q1
dengan kalor yang dilepaskan Q2.
Efisiensi
mesin carnot, η adalah perbandingan antara kerja yang dilakukan mesin dengan
kalor yang diserap, Q1.
η = -W/Q1
η = (Q1-Q2)/Q1 = 1-Q2/Q1
Sejumlah kalor Q1 diserap dari reservoir kalor
yang temperaturenya T1, sejumlah kalor Q2 dilepaskan ke
reservoir kalor yang temperaturnya T2 dan kerja dilakukan oleh
sistem, demikian seterusnya. Kalor yang ditransfer tergantung pada beda
temperatur antara dua reservoir tersebut. Temperatur reservoir ini disebut
temperatur termodinamika T. karena Q2/Q1 sebanding dengan
temperatur termodinamika dari reservoir, maka efisiensi mesin Carnot dapat
dinyatakan sebagai berikut:
η
= 1-T2/T1
Dari hasil yang diperolehnya, Carnot menyampaikan hasil
teoremanya bahwa tidak ada mesin kalor yang bekerja antara dua reservoir kalor
mempunyai efisiensi lebih besar dari mesin Carnot (ideal) yang bekerja pada dua
reservoir kalor yang sama. Teorema diatas menunjukkan bahwa mesin kalor yang
irreversibel mempunyai efisiensi lebih rendah dari mesin reversibel.
Simpulan dari rumusan efisiensi mesin carnot:
Semua
mesin carnot yang bekerja pada dua reservoir kalor yang sama mempunyai
efisiensi yang sama
Efisiensi
mesin kalor tidak tergantung pada jenis material (working substance)
yang digunakan
Temperatur
termodinamika tidak tergantung pada jenis material (working substance)
5.
Aplikasi Konsep
Temuan
dari hasil pemikiran carnot diaplikasikan dalam berbagai bidang yang kemudian
digunakan secara luas sampai saat ini diantaranya :
·
Pesawat pendingin misalnya : kulkas, air
conditioner (AC) yang menggunakan daur kalor yang Menghasilkan kerja terhadap
zat.
·
Motor bakar misalnya : mesin mobil,
generator listrik.
6.
Pengembangan konsep kedepan
Mesin
carnot mempunyai beberapa kelemahan diantaranya :
·
Terjadinya tekanan yang sangat tinggi dan
volume yang sangat besar karena kenaikan tekanan terjadi pada saat proses
pelepasan panas.
·
Proses pindah panas dengan menggunakan gas
yaitu sebuah media yang mempunyai kapasitas
Panas tertentu dan terbatas.
Dari
kelemahan mesin carnot tersebut diharapkan ada ilmuwan fisika yang
menyempurnakan Kekurangan pada mesin carnot menjadi lebih baik lagi.
B. ERWIN
SCHRÖDINGER (FISIKA MODERN)
1)
Sejarah Hidup
Erwin Rudolf Josef Alexander Schrödinger (lahir di Wina, Austria-Hongaria, 12 Agustus 1887 – meninggal
di Wina, Austria, 4 Januari 1961 pada umur 73 tahun)
ialah fisikawan Austria. Ibunya berasal dari Inggris dan ayahnya berasal dari Austria. Ia memperoleh gelar doktor
di kota itu di bawah bimbingan mantan murid Ludwig Boltzmann.
Dia
adalah anak satu-satunya dari Rudolf Schrodinger, yang menikah dari Alexander
Bauer, seorang professor kimia Institut Teknik di Wina. Ayah Schrodinger
berasal dari keluarga Bavaria dengan generasi sebelumnya yang telah menetap di
Wina. Schrodinger memiliki bakat kuat dengan wawasan pendidikan yang luas.
Setelah menyelesaikan pendidikan kimianya, dia mengakrabkan dirinya dengan seni
lukis Italia. Setelah itu, dia mengambil jurusan botani dan menghasilkan
beberapa seri buku tentang bagian-bagian tanaman. Ketertarikannya pada ilmu
fisika, diawali sejak ia bersekolah. Saat itu, dia tidak hanya menyukai displin
ilmu-ilmu pasti, tetapi juga tertarik dengan ilmu tata bahasa kuno, di samping
juga menyukai keindahan puisi-puisi Jerman.
Schrodinger
ini tergolong orang yang tidak menyukai belajar dengan cara menghafal data dan
belajar dari buku-buku. Pada tahun 1906-1910, dia adalah mahasiswa di
Universitas Wina. Di tempat belajarnya ini, dia banyak dipengaruhi oleh ilmuwan
Fritz Hasenohri. Pengaruh itu terjadi saat Schrodinger sedang mahir-mahirnya
dan menguasai masalah fisika, yang dilakukan secara berkesinambungan. Ini
menjadi dasar baginya untuk karya besarnya kelak. Pada tahun 1920, dia
mengambil posisi akademis sebagai asisten ilmuwan Max Wien. Kemudian,
gelar-gelar akademisnya diperolehnya di berbagai tempat, antara lain di
Stutrgart (sebagai profesor luar biasa), Breslau (gelar profesor). Di
Universitas Zurich, Schrodinger sempat aktif selama enam tahun. Saat itu juga
menjadi masa yang paling beragam dalam hidup Schrodinger, dia menjadi aktif
berhubungan dengan beragam subyek teori-teori fisika.
Penemuan
besarnya, yakni Teori Persamaan Gelombang, tercipta pada pertengahan tahun
1925. Karya besarnya itu tercipta, hasil ketidakpuasannya dengan kondisi
kuantum dalam Teori Orbit Bohr. Untuk hasil kerjanya ini, ia mendapat hadiah
Nobel Fisika pada tahun 1933. Schrodinger meninggal pada 4 Januari 1961,
setelah menderita sakit yang cukup lama. Dia sempat bertahan dengan penyakitnya
itu, didampingi oleh pendamping setianya yang ia nikahi pada tahun 1920, Annemarie
Bertel.
Selama Perang Dunia I, ia menjadi perwira artileri. Setelah perang ia mengajar di Zürich, Swiss. Di sana, ia menangkap pengertian Louis-Victor Pierre Raymond de Broglie yang menyatakan bahwa
partikel yang bergerak memiliki sifat gelombang dan mengembangkan pengertian
itu menjadi suatu teori yang terperinci dengan baik. Setelah ia menemukan persamaannya
yang terkenal, ia dan ilmuwan lainnya memecahkan
persamaan itu untuk berbagai masalah; di sini kuantisasi muncul secara alamiah, misalnya dalam masalah tali yang bergetar. Setahun sebelumnya Werner
Karl Heisenberg telah mengemukakan formulasi mekanika kuantum, namun perumusannya agak sulit
dipahami ilmuwan masa itu. Schrödinger memperlihatkan bahwa kedua formulasi itu
setara secara matematis.
Schrödinger menggantikan Max Planck di Berlin pada 1927, namun pada 1933, ketika Nazi berkuasa, ia meninggalkan Jerman. Dalam tahun itu ia menerima Hadiah Nobel
Fisika bersama dengan Dirac. Pada 1939 sampai 1956 ia bekerja di Institute for Advanced Study di Dublin, lalu kembali ke Austria.
Pada 6 April 1920, Schrödinger menikah dengan
Annemarie (Anny) Bertel. Schrödinger menderita TBC dan beberapa kali pada tahun
1920 tinggal di sebuah sanatorium di Arosa. Di sanalah ia merumuskan persamaan
gelombang-nya.
Schrödinger meninggal di Wina pada tanggal 4
Januari 1961, pada usia 73 akibat tuberkulosis. Dan dimakamkan di
Alpbach, Austria, di pemakaman Katolik. Sedangkan Istrinya, Anny (lahir 3
Desember 1896) meninggal pada 3 Oktober 1965.
2) Konsep
Penemuan
Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli
dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal
dengan prinsip ketidakpastian, yaitu “tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan
dan momentum suatu benda secara saksama pada saat bersamaan, yang dapat
ditentukan adalah kebolehjadian menemukan electron pada jarak tertentu dari
inti atom”. Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan
electron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh
Erwin Schrodinger . Erwin schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk
mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya
electron dalam tiga dimensi.
Persamaan Schrödinger adalah persamaan
diferensial dengan φ adalah fungsi gelombang, dengan pengertian bahwa
Adalah probabilitas keberadaan electron
pada waktu tertentu dengan volume dx,
dy, dz di sekitar titik (x,y,z),
adalah konjugat dari
. Jadi persamaan scrodinger tidak
,enentukan posisi electron melainkan memberikan probabilitas bahwa ia akan
ditemukan di sekitar posisi tertentu. Kita juga tidak mengatakan secara pasti
bagaimana electron bergerak sebagai fungsi waktu karena posisi dan momentum
electron ibatasi oleh prinsip ketidakpastian.
Dalam kasus satu dimensi dengan bentuk
gelombang,
Apa yang berada dalam tanda kurung adalah
selubung paket gelombang yang merupakan funsi x sedangkan Ao memiliki nilai
konstan. Jadi selubung paket gelombang itulah yang menentukan probabilitas
keberadaan partikel.
3)
Pengembangan Konsep
Pada tahun 1925, Erwin Schrodinger setelah
memberi kuliah mengenai pekerjaan de Broglie di Zurich merumuskan persamaan
gelombang bagi gejala kuantum di atas. Persamaan tersebut menjadi kunci utama
fisika modern. Perumusan ekivalen dalam bentuk matriks diperoleh oleh Werner
Heisenberg pada saat hampir bersamaan. Dengan landasan matematis yang kokoh ini
teori kuantum membuat kemajuan yang mencengangkan. Dalam waktu singkat para
ilmuwan berhasil menjelaskan sejumlah pengukuran termasuk spectrum dari atom
kompleks dan sifat-sifat reaksi kimia. Erwin schrodinger merupakan ilmuwan yang
menyumbang berkembangnya model atom modern atau yang disebut sebagai model atom
mekanika kuantum. Penerapan persamaan schrodinger pada system fisika
memungkinkan kita mempelajari system tersebut dengan ketelitian yang tinggi.
Penerapan ini telah memungkinkan perkembangan teknologi saat ini yang telah
mencapai tingkat nano. Penerapan ini juga sering melahirkan ramalan-ramalan
baru yang selanjutnya di uji dengan eksperimen. Penemuan positron yang
merupakan anti materi dari electron adalah salah satu ramalan yang kemudian
terbukti. Perkembangan teknologi dengan kecenderungan alat yang semakin kecil
ukurannya pada gilirannya akan menempatkan persamaan schrodinger sebagai
persamaan sentral seperti halnya yang terjadi pada persamaan Newton selama ini.
4) Aplikasi
Konsep
Aplikasi dari konsep yang ditemukan oleh
Schrodinger adalah sebagai berikut;
·
Menjelaskan sejumlah pengukuran termasuk
spectrum dari atom kompleks dan sifat-sifat reaksi kimia.
·
Untuk mendapatkan fungsi gelombang serta
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya electron dalam tiga dimensi.
·
Pembuatan televisi dan radio.
5) Kemungkinan
Pengembangan Konsep Ke Depan
Dapat dilakukan pengiriman materi yang
dibawa dalam bentuk gelombangnya dari satu tempat ke tempat dalam sekejap.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah di atas dapat
disimpulkan bahwa Nicolas Carnot menemukan dan merumuskan hukum kedua
termodinamika dan memberikan model universal atas mesin panas, sebuah mesin
yang mengubah energi panas kedalam bentuk energi lain. Misalnya energi kinetik
(sekarang bernama siklus Carnot) atau biasa disebut mesin Carnot. Siklus Carnot
digambarkan seperti berikut
Sedangkan Erwin Schrodinger adalah seorang
ahli dari Jerman Werner Heisenberg yang mengembangkan teori mekanika kuantum
yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian, yaitu “tidak mungkin dapat
ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara saksama pada saat
bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan electron pada
jarak tertentu dari inti atom”. Erwin schrodinger memecahkan suatu persamaan
untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan
ditemukannya electron dalam tiga dimensi. Persamaannya adalah
DAFTAR PUSTAKA
Diakses pada 6 September 2015
Anonim. 2014. Biografi Erwin Scrodinger, Mengembangkan Teori Kuantum. Dari
http://blogpenemu.blogspot.co.id/2014/07/Biografi-Erwin-Schrodinger-Mengembangkan-Teori-kuantum.html. Diakses pada 6 September 2015
Anonim. 2010. Erwin Scrodinger. Dari
Anonym. 2015. Siklus Carnot. Dari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar